Memahami Brexit: Apa
itu Brexit dan bagaimana? – Bolehkah Britain dan EU sepakat?
Pada 23 Jun 2016, Britain mengadakan referendum untuk
memutuskan apakah mereka harus keluar atau tetap menjadi anggota Kesatuan
Eropah (EU). Lebih dari 30 juta orang memberikan suara dengan hasil akhir 51,9%
orang memilih untuk meninggalkan EU dan baki 48,1% memilih untuk tetap
bergabung.
Enam bulan kemudian, Perdana Menteri Britain yang baru,
Theresa May, menyampaikan ucapan yang
berbunyi:
“Rakyat UK memilih untuk perubahan … Dan adalah tugas
pemerintah untuk melaksanakannya.”
Yang selanjutnya menjadi masalah adalah memutuskan cara untuk
meninggalkan UE. Apakah proses pisahnya akan benar-benar cepat atau dikenali
dengan proses Brexit yang kasar, atau adakah versi lembutnya, di mana beberapa
hubungan dengan UE masih tetap dipertahankan?
Sedikit tentang EU
EU merupakan sebuah bentuk Perjanjian Ekonomi dan politik 28
negara Eropa, termasuk Prancis, Jerman, Italia, Swedia, Finlandia, Britain,
Irlandia dll. EU beroperasi di bawah mekanisme “pasaran tunggal” yang berarti
barangan, pekerjaan, modal dan orang-orang dari berbagai negara anggota dapat
bergerak seolah-olah mereka adalah satu negara.
Sembilan belas negara anggota, tidak termasuk Britain,
memiliki mata wang yang sama iaitu Euro. EU juga memiliki parlimennya sendiri
yang menetapkan peraturan di bidang-bidang yang berbeda termasuk kawasan
sempadan, transport, dan hak-hak konsumen.
Strategi Sapu Bersih
Theresa May
Visi Theresa May untuk meninggalkan EU disampaikan melalui
Buku Putih Brexit, yang dia sampaikan ke Parlimen pada 2 Februari 2017. Makalah
ini menjelaskan bahwa, dalam negosiasi (perbincangan) untuk keluar dari Uni
Eropa, Inggris akan:
1.
Tidak
mencari keanggotaan dalam pasar tunggal UE
2.
Mengejar
perjanjian strategis baru dengan UE
3. Mengejar
pengaturan usaha baru dengan UE untuk mengamankan perjanjian perdagangan baru
dengan negara lain secara bilateral (dua hala) dan dalam kelompok yang lebih
luas.
Secara substantif, buku putih ini adalah indikasi yang jelas
untuk opsi Brexit Keluar dari EU) dengan pendekatan yang kasar. Brexit yang
menggunakan pendekatan yang lembut akan membuat Britain tetap berada di pasar
tunggal Eropah, atau paling tidak menjadi anggota syarikat exsternal rakan EU
sebagaimana Turki dan beberapa negara kecil lainnya termasuk Monako, Andorra,
dan San Marino.
Syarikat rakan adalah pengaturan antara dua atau lebih negara
yang memungkinkan barang beredar bebas antara-wilayah negara-negara yang
menjadi anggota syarikat rakan. Peredaran barang ini dilakukan dengan menghapus
tarif antara negara-negara di dalam syarikat dan menetapkan tarif eksternal
bersama untuk negara-negara di luar syarikat.
Syarikat rakan tidak mencakup usaha perdagangan dan aliran
modal dan manusia. Tetapi perjanjian-perjanjian yang telah membentuk EU
mengabadikan pasar tunggal (di mana syarikat rakan menjadi komponennya) dalam
empat kuasa yang tidak dapat dipisahkan: pergerakan bebas barang, usaha, modal,
dan tenaga kerja. Untuk EU, ini adalah paket kukuh sehingga anggota pasar
tunggal tidak dapat memilih salah satu dari ke empat unsur di atas.
Cara keras atau lembut?
Jadi atau tidak?
Perbedaan cara kasar atau lembut berbeza dengan apakah Brexit
terjadi dengan adanya kesepakatan atau tidak. Isu pertama sudah ditentukan:
pendekatan yang diambil oleh May adalah Brexit Keras, karena Theresa May tidak
mencari keanggotaan pasar tunggal EU dan satu Syarikat rakan sahaja.
Pendekatan ini memungkinkan Britain untuk merundingkan
perjanjian perdagangan internasional secara bersendirian, baik dengan mana-mana
negara atau rakan Syarikat lainnya setelah tarikh penarikan diri resmi Britain:
29 March 2019. Setelah tarikh ini, kesepakatan Brexit antara Britain dan EU
tentang apa yang terjadi selanjutnya boleh terjadi atau tidak.
Jadi, pengaturan pasca penarikan diri dengan EU juga termasuk
apakah ada kesepakatan antara Britain dan EU: Apakah Britain akan keluar begitu
saja, atau dengan melalui tahap pelaksanaan yang berperingkat?
Kesepakatan Brexit
Baik pemerintah Britain maupun badan-badan EU jelas lebih
suka berpisah dengan kesepakatan dan proses pemisahan yang bertahap. Untuk
tujuan ini, kedua belah pihak telah menghabiskan masa lebih dua tahun berunding
(negotiation) untuk menyepakati perjanjian pemisahan.
Ini adalah “perjanjian kesepakatan Brexit” yang sekarang kita
kenal. Perjanjian tersebut berupa naskah setebal 585 halaman yang disetujui
secara hukum oleh pemerintah EU dan Britain pada tarikhl 14 November 2018.
Kesepakatan tersebut menetapkan ketentuan bahwa pemisahan Britain dari EU hanya
dapat mulai berlaku setelah diratifikasi (diluluskan) oleh Parlimen Britain.
Tetapi, pada 15 Januari 2019 House of Commons–Majlis Rendah
di sistem parlimen Inggris–menolak kesepakatan Brexit dengan total suara
majoriti yang menakjubkan dan belum pernah terjadi sebelumnya iaitu 230 undi.
Lebih dari sepertiga ahli parlimen menyokong Theresa May bergabung dengan
parti-parti pembangkang dalam menentang kesepakatan Brexit meskipun mereka
menunjukkan sokongannya pada pemerintahan May pada keesokan harinya.
Jadi apa masalah di
balik kesepakatan itu?
Seperti dalam kes perceraian, kesepakatan Brexit yang dibawa
oleh Theresa May dan kemudian ditolak oleh parlemen menetapkan syarat untuk
pembagian aset, kewajiban, dan sumber daya manusia. Disamping berbagai masalah
undang-undang yang mempengaruhi perdagangan, kesepakatan itu secara khusus
mengatakan berapa banyak wang yang harus dibayar Britain kepada EU berikut
syarat-syarat bagaimana wang sejumlah £39 juta (RM 218 juta) akan dibayar.
Kesepakatan itu juga melindungi hak-hak pekerja dan tempat
tinggal warga negara Inggris yang tinggal di tempat lain di Eropah dan warga
negara EU yang tinggal di England hingga akhir periode implementasi Brexit pada
31 Desember 2020.
Tetapi masalah yang paling sukar dari kesepakatan Brexit
(keluar EU), dan yang terbukti sebagai kelemahan utamanya, adalah usul untuk
memperkenalkan cara baru untuk digunakan bagi menghindari kembali persempadanan
antara Irland Utara yang merupakan sebagian dari Britain dan Republik Irland,
yang merupakan negara anggota EU. Inilah masaalah besar bagi Britain sekarang,
mungkinkah Irland Utara akan merdeka, seperti yang diperjuangkan oleh rakyat
Irland Utara sejak ratusan tahun dulu terakhir pada tahun 60an? Inilah yang
paling ditunggu-tunggu oleh seluruh masyarakat dunia bagaimana Irland utara
akan keluar dari masaalah ini. Jika semua politikus Irland Utara berpihak
bergabung dengan Republik Irland bagi memastikan mereka merdeka atau bergabung
dengan Britain dan kekal sebagai Negara jajahan England?
‘Pintu belakang’
Irlandia Utara
Pulau Irland terbagi menjadi dua kawasan yang terpisah:
Republik Irland, yang merupakan negara anggota dari EU yang merdeka
(independen), dan Irlandia Utara, yang merupakan bagian milik dari Britain dan
memiliki 18 kerusi di parlemen Britain sekarang.
Keberadaan solusi ‘backstop’ di Irlandia Utara dalam
kesepakatan Brexit merupakan langkah berbelit-belit untuk mempertahankan
persempadanan terbuka (yg dipriktis sekarang ini) antara Irlandia Utara dan
Republik Irlandia hingga Britain dan EU dapat menemukan kata putus jangka
panjang untuk jangkamasa yang tidak terbatas, bahkan setelah berakhirnya
jangkamasa implementasi Brexit (31 Desember 2020).
Faktanya adalah–dengan atau tanpa kesepakatan Brexit– Buku
Putih Brexit telah menegaskan bahwa Britain harus berada di luar Pasaran
Tunggal EU dan Syarikat rakan. Pekara ini berarti persempadanan akan muncul
kembali di pulau Irland.
Ini adalah prospek yang tidak menyenangkan kerana ingatan
silam trigidi “Troubles”, iaitu konflik berdarah Irland Utara yang dibawa
pembrontakkan di wilayah persempadanan pada akhir tahun 1960-an. Pembrontakkan
ini terjadi antara majoriti penganut Kristian Protestan England dan penduduk
minority Kristian Katolik atau nasionalis Irland.
Selama bertahun-tahun, keanggotaan Britain dan Irland di EU
menghilangkan persempadanan yang memisahkan keduanya. Krsatuan Eropah ini
berhasil mengakhiri “Troubles” dalam Perjanjian Jumat Agung Good Friday) 1998,.
Perjanjian tersebut juga menetapkan bahwa seluruh perbatasan Irland bebas.
Bererti Iland Utara merdeka dengan sendiri nya tampa peperangan dan konflik.
Pendekatan kasar yang diambil dalam kesepakatan Brexit
melanggar Perjanjian Jumat Agung. Usul Theresa May dengan resolusi ‘backstop’
untuk persempadanan Irland dalam kesepakatan Brexit.
Penyokong konservatif Brexit dan Northern Irish Democratic
Union Party menolak usulan Theresa May. PAUL MCERLANE/EPA
Bererti ‘backstop’ sebenarnya mendorong perbatasan Britain
dengan EU dari Irland Utara. Ini berarti Irland Utara akan terus tunduk pada
kerangka undang-undang EU dan akan tetap terpisah dari Britain untuk waktu yang
tidak terbatas.
Dan inilah mengapa garis keras Brexit konservatif, dan Parti
Kesatuan Demokratik Irland Utara (DUP) yang kecil namun sangat diperlukan,
menentang resolusi Theresa May ini. Terlepas dari kenyataan bahwa mayoriti
rakyat Irland Utara memilih untuk tetap berada di EU dalam referendum 2016, DUP
bimbang pekara tersebut akan memberikan momentum bagi mereka yang ingin
menyatukan kembali Irlandia.
Di sisi lain, meskipun mendapatkan desakan dari Theresa May,
EU tidak memberikan jaminan undang-undang yang mengikat tentang tarikh berakhir
yang muktamat untuk resolusi ‘backstop’ tersebut. Strategi EU jelas. Hal ini
dipicu oleh keberadaan resolusi ‘backstop’ yang memberikan daya tawar lebih
bagi UE dalam proses perbincagan (negosiasi) selanjutnya dengan Britain.
Jadi.. apakah alternatif bagi Theresa May untuk mewujudkan
kesepakatan Brexit dengan cara yang kasar? Cara yang boleh dilakukan dengan
menunda atau menarik masa rangcangan Brexit. Bahkan telah ada perbicaraan
tentang kemungkinan adanya referendum Brexit kedua. Mengingat ketidakpastian
politik dan realitas undang-undang, jangkaan apa pun hanyalah angan-angan
semata-mata
Kesan Brexit terhadap Ekonomi Malaysia
Oleh Dr Zulkiply Omar Fello Penyelidik Kanan
Institut Penyelidikan
Ekonomi Malaysia (MIER)
Masyarakat umum baharu
sahaja didedahkan dengan cerita Perjanjian Perkongsian Trans-Pasific (TPPA)
berhubung dengan keterbukaan ekonomi. TPPA adalah merupakan perjanjian antara
12 negara pada masa kini untuk membentuk satu kawasan perdagangan bebas. Ianya
merupakan satu perjanjian komprehensif antara 12 negara terbabit termasuk
Malaysia bertujuan mempertingkatkan integrasi ekonomi melalui liberalisasi
perdagangan dan pelaburan.
Malaysia telah
menandatangani perjanjian tersebut setelah diluluskan oleh Parlimen. Ini
bermakna TPPA dilihat mampu memberi kesan positif terhadap ekonomi negara, antara
lain melalui peningkatan perdagangan dan pelaburan. Mungkin yang lebih penting
adalah sumbangan positif TPPA terhadap pengukuhan asas-asas ekonomi melalui
keperluan reformasi untuk peningkatan daya saing.
Pada masa yang sama
juga pakatan negara-negara ASEAN sedang giat bergerak ke arah Komuniti Ekonomi
ASEAN (AEC). AEC merupakan satu integrasi ekonomi wilayah yang dianggotai oleh
negara-negara ASEAN. Integrasi ini akan mewujudkan satu kuasa ekonomi yang
besar dianggotai oleh 622 juta penduduk.
Ringkasnya, kedua-dua
inisiatif tersebut telah meyakinkan umum tentang kebaikan ekonomi terbuka
melalui kesepakatan wilayah. Namun, baharu-baharu ini komuniti dunia telah di
kejutkan dengan berita Brexit. Brexit adalah jolokan yang diberi kepada “United
Kingdom (UK) keluar dari Kesatuan Eropah (EU)”, hasil dari pungutan suara umum.
EU merupakan satu
kesatuan ekonomi. Kesatuan ekonomi merupakan konsep kesepakatan wilayah yang
lebih komprehensif berbanding dengan komuniti ekonomi. EU berkembang dari suatu
komuniti ekonomi yang dikenali sebagai Komuniti Ekonomi
1 Pandangan yang dikemukakan adalah milik pengarang dan tidak
semestinya mewakili pandangan MIER.
Eropah (EEC). EU
mempunyai Parlimen dan mata wang sendiri, yakni euro. Di dalam kesatuan ekonomi
ini, barangan dan perkhidmatan serta tenaga buruh adalah bebas bergerak
melampaui sempadan negara di antara 28 ahlinya. Ini bermakna, dari perspektif
ekonomi, EU adalah berfungsi sebagai seolah-olah sebuah negara. EEC ditubuhkan
pada tahun 1957 dan UK menganggotainya pada tahun 1973. Faktor utama penubuhan
kesepakatan ini adalah untuk memaksimumkan manfaat ekonomi negara-negara ahli
melalui pengagihan sumber yang cekap. Dari sudut sebuah kesatuan ekonomi,
kejayaan EU merupakan sebuah contoh buku teks yang diajar di sekolah-sekolah
ekonomi. Kini EU sebagai sebuah kesatuan, merupakan blok ekonomi yang mempunyai
penduduk melebihi 500 juta. Ianya merupakan salah sebuah kuasa ekonomi terbesar
di dunia.
Berdasarkan sejarah
EU, tidak hairanlah jika ianya merupakan rujukan utama untuk lain-lain negara
di dalam konteks kerjasama ekonomi wilayah. Penubuhan AEC adalah mengikut jejak
langkah EU. Bertabirkan kejayaan EU, sedikit sebanyak Brexit mengetengahkan
semula persoalan tentang baik-buruknya sebuah kesatuan ekonomi. Jika ianya
baik, mengapa UK memilih untuk keluar dari kesatuan?
Persoalan buruk-baik
sebuah komuniti ekonomi sentiasa wujud, di mana konsep kesatuan ini diterima
atas dasar kebaikannya melebihi keburukan. Di dalam konteks UK, mungkin ramai
ahli-ahli ekonomi masih beranggapan UK adalah lebih baik berada dalam EU dari
segi manfaat ekonomi jangka panjang. Namun demikian, pungutan suara umum
memberi kemenangan kepada Brexit kerana pejuang-pejuang Brexit telah berjaya
mengetengahkan isu-isu benar berkaitan dengan UK di dalam EU dengan merujuk
kepada realiti semasa. Contohnya, pergerakan bebas buruh dari lain-lain negara
ahli EU menyebabkan gaji pekerja warga UK menjadi rendah. Keburukan reality semasa
ini tidak semestinya buruk untuk keseluruhan ekonomi UK terutama untuk jangka
panjang. Sebaliknya kebaikan ekonomi jangka panjang pula tidak boleh ditunjuk dengan
jelas.
Dari segi jangka
panjang, kesan Brexit masih tidak jelas. Apa yang kita lihat sekarang adalah
kesan jangka pendek yang sebenarnya tidak melambangkan asas ekonomi. Ramai yang
memberi penumpuan terhadap kesan ke atas pemboleh ubah kewangan, seperti kesan
terhadap pasaran saham dan nilai mata wang, yang tidak semestinya memberi kesan
terhadap asas ekonomi jangka panjang.
Satu lagi persoalan
yang lebih relevan kepada Malaysia adalah kesan Brexit terhadap ekonomi
Malaysia sendiri. Untuk menilai kesan Brexit ke atas ekonomi Malaysia, sekiranya
ada, kita terlebih dahulu perlu mengenal pasti saluran-saluran yang berkemungkinan
mempengaruhi pemboleh ubah ekonomi. Umpamanya, jika di kaji dari sudut
permintaan, adakah Brexit mempengaruhi mana-mana komponen permintaan agregat
negara, seperti pelaburan, penggunaan, perbelanjaan kerajaan dan eksport bersih?
Sekiranya ada, apakah saluran-salurannya?
Secara amnya tiada
suatu saluran yang jelas sama ada UK berada di dalam EU atau berada diluar EU
akan mempengaruhi salah satu atau lebih komponen permintaan agregat Malaysia.
Cuma secara tidak langsung komponen-komponen tersebut boleh dipengaruhi melalui
saluran tukaran asing di antara ringgit Malaysia dengan pound British. Namun
demikian, kesan tehadap nilai ringgit berbanding pound adalah bersifat sementara
yang dipengaruhi oleh sentimen umum berkaitan dengan Brexit. Kesan ini tidak
mempengaruhi asas-asas ekonomi Malaysia. Malah kesan ini juga dijangka tidak mempengaruhi
asas-asas ekonomi UK.
Faktor yang memberi
kesan sementara kepada penawaran dan permintaan di dalam ekonomi seperti Brexit
ini biasanya di sebut sebagai kejutan. Kejutan ini dikaitkan dengan faktor
diluar kawalan dan diluar jangkaan yang boleh memberi kesan sementara kepada
sesuatu ekonomi, secara positif mahu pun negatif – atau apa yang dipanggil
kitaran perniagaan. Ianya tidak boleh kekal kerana potensi pengeluaran ekonomi
tidak berubah dengan ketara. Malah kejutan Brexit ini boleh dianggap kecil kerana
ianya telah dijangka lebih awal dan kebanyakan kumpulan-kumpulan yang terlibat
telah mengambil langkah berjaga-jaga lebih awal.
Nilai tukaran di
antara ringgit dan pound juga dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran
terhadap kedua-dua mata wang. Permintaan dan penawaran kedua-dua mata wang
tersebut pula dipengaruhi terutamanya oleh aktiviti perdagangan dua hala antara
kedua-dua negara. Namun, perdagangan di antara UK dan Malaysia dijangka tidak
dipengaruhi oleh Brexit melalui lain-lain faktor berkaitan dengan
perdagangan seperti tarif dan
sebagainya. Ianya mungkin terpengaruh oleh perubahan nilai tukaran ringgit-pound,
tetapi seperti yang dijelaskan di atas ianya bersifat sementara.
Perlu juga diingat
bahawa Brexit juga mempunyai kesan positif yang mungkin mengambil masa lebih
lama sedikit untuk direalisasikan. Kesan positif ini mungkin akan memberi
kebaikan kepada hubungan ekonomi Malaysia-UK. Diantara kesan positif tersebut
adalah terhasil dari tindak balas UK untuk memperbaiki kelemahannya merujuk kepada
kelemahan EU seperti diperjuangkan oleh para penyokong Brexit. Antaranya, pro-Brexit
berpendapat EU tidak efisien dan terdedah kepada birokrasi. Maka sudah tentu
kerajaan UK akan menggunakan mandat baru dari rakyat untuk memperbaiki keadaan
ini, yakni meminimumkan birokrasi dan meningkatkan kecekapan.
Akhir sekali, UK
selepas Brexit dijangka akan berusaha untuk memperbaiki perjanjian perdagangan
dua-hala dengan rakan dagangnya, termasuk Malaysia. Malah para pemerhati
berpendapat perjanjian perdagangan dua-hala di dalam konteks ini mungkin lebih
berkesan, berbanding dengan perjanjian dua-hala antara EU dan lain-lain Negara seperti
Malaysia.


Peta yang menunjukkan anggota EU saat ini. Perbedaan warna
menunjukkan tahun bergabungnya setiap Negara
Fakta Lain Yang Harus Kamu Tahu Tentang Brexit
Seluruh dunia saat ini
sedang membicarakan Brexit, atau keluarnya Inggris dari keanggotaan Uni Eropa.
Tapi apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa Inggris memutuskan keluar?
Kami telah mengumpulkan
7 jawaban untuk pertanyaan-pertanyaanmu. Jawaban ini berasal dari berbagai
sumber seperti BBC, The Telegraph, Associated Press yang dikutip oleh
JakartaPost, serta Reuters yang dikutip oleh JakartaGlobe. Kita mulai dengan...
1.
Apa yang sebenarnya terjadi?
Sebuah referendum
telah dilaksanakan pada hari Kamis, 23 Juni kemarin untuk menentukan apakah
Inggris akan tetap berada sebagai anggota di Uni Eropa atau meninggalkan
keanggotaannya. Hasilnya menunjukkan bahwa 52% penduduk Inggris Raya (yang
termasuk Skotlandia dan Irlandia Utara) memutuskan untuk keluar dari
kenaggotaan Uni Eropa. Inilah yang disebut Brexit (Britain dan Exit).
2. Lalu apa itu referendum? Dan kenapa referendum
ini dilaksanakan?
Referendum itu seperti
pilihanraya, hanya saja keputusan yang diambil adalah "Ya" atau
"Tidak". Pada tahun 1999 Timor Leste (atau Timor Timur pada saat itu)
juga pernah melaksanakan referendum. Perbedaannya waktu itu keputusan yang
diambil adalah apakah Timor Leste akan tetap menjadi bagian Republik Indonesia
atau tidak.
Referendum di Britain
ini dilaksanakan karena memang pada tahun 2015 Perdana Menteri Britain David
Cameroon menjanjikan akan mengadakan referendum waktu berkampen. Terakhir kali
referendum dilaksanakan adalah tahun 1975 dimana hasilnya adalah Britain tetap
berada di EU. Namun pihak Parlimen Britain menganggap EU sudah banyak berubah semenjak
tahun 1975. Pihak Parlemen merasa EU sudah mencampuri terlalu banyak urusan
dalaman Britain.
3
Apa itu EU?
EU muncul dari
keinginan untuk perdamaian setelah terjadi Perang Dunia II. Lima tahun setelah
Perang Dunia II berakhir, Perancis dan Jerman membuat rencana agar kedua negara
tidak pernah berperang lagi. Hasilnya bukan hanya Perancis dan Jerman, tapi
total 6 negara akhirnya membuat persetujuan perdamaian dan perdagangan bersama
pada tahun 1950. Inggris bergabung dengan kerjasama ini pada tahun 1973. Hingga
saat ini, anggota EU berjumlah 28 negara (menjadi 27 setelah Britain keluar).
4.
Kenapa Britain memilih untuk keluar?
Walaupun kelihatannya
EU (Europian Unaited) adalah ide yang cemerlang, namun ia tidak seindah itu.
Untuk keberlangsungan EU, tentu saja diperlukan dana. Dana ini diambil dari yuran
setiap negara anggota. Namun, kadar yuran adalah tidak sama untuk setiap negara.
Negara dengan kemampuan kewangan yang besar seperti Jerman, Perancis, dan
Britain harus membayar yuran yang tinggi. Sementara negara dengan kemampuan
kewangan tidak sekuat negara anggota lain seperti Hungaria, Polandia, dan Grees
dapat membayar lebih rendah. Ini adalah salah satu alasan mengapa Britain
memilih untuk keluar.
Selain masalah yuran,
berbagai keputusan juga diambil oleh badan tersendiri iaitu Suruhanjaya Eropah
(European Commission) dan keputusan ini mengikat seluruh anggota EU. Seperti
kes menangani migran dari timur tengah yang datang ke Eropa misalnya,
Suruhanjaya Eropah memutuskan bahwa Eropah akan membukakan pintu bagi para
migran. Negara dengan kewangan tidak terlalu mapan seperti Grees tentu mengalami
kesulitan dengan keputusan ini. Mereka baru saja mendapat pinjaman setelah
dibelit hutang dan tidak mampu membayar hutangnya, namun sekarang harus
membiayai para migran. Masalah ini juga dialami oleh negara anggota lain,
bahkan yang keuangannya lebih baik seperti Britain sekalipun. Lagi pun
orang-orang Britain tidak menyukai para pendatang asing yang memasuki Negara
mereka, lagi-lagi yg berjaya mendapatkan perkerjaan yg baik disana dan
menidakkan hak penduduk Negara itu sendiri dek kerana soal gaji yg rendah dari
warga Britain sendiri yang tidak mendapat kerja kerana mereka punya paras gaji
yg sangat tinggi. Mereka merasa rimas dgn kaum pendatang ini dan sangat marah
dgn dasar kerajaan yg membiarkan mereka masuk beramai-ramai kenagara itu.
Mereka bukannya resis, tetapi telah dituduh resis kerana pekara ini oleh
pihak-pihak yang mahukan Braitain kekal bersama EU, terutama golongan koperat
dari US yg sebenarnya mahu monopoli perdagangan di EU. Inilah isu yg sangat
besar dan panas di Britain sekarang.
5.
Sebesar manakah yuran yang dikenakan itu hingga Britain mahu keluar dari EU?
Carta dibawah ini
menunjukkan besaran yuran yang dibayarkan oleh setiap negara anggota. Seperti
yang terlihat di tabel, Inggris merupakan penyumbang iuran terbesar ketiga
setelah Jerman dan Perancis. Dengan total dana terkumpul 145 Juta Euro (RM 652
juta) pada tahun 2015, artinya yuran 12,57% yang dibayar oleh Britain tahun
lalu adalah 18,2 Juta Euro (RM 78,260,000 ) Besar kan ??


6.
Adakah keuntungan bagi Britain untuk terus bersama EU?
Tentu saja ada.
Kenyataannya 48% penduduk England memilih untuk tetap menjadi anggota EU
walaupun akhirnya dikalahkan oleh pihak yang mahukan Britain meninggalkan
keanggotaan EU. Perdana Menteri Britain David Cameron serta 16 anggota Parlimen
sebenarnya mendukung Britain untuk tetap menjadi anggota EU. Presiden Amerika
Syarikat, Barack Obama, serta beberapa negara anggota lain seperti Perancis dan
Jerman juga menyokong untuk tidak meninggalkan EU.
Salah satu alasan para
penyokong Britain untuk tetap berada di EU adalah alasan ekonomi. Walaupun
Britain harus membayar yuran tinggi keanggotaan setiap tahunnya, namun Britain
juga mendapat berbagai kemudahan dalam menjual barang dan jasa yang dihasilkan
ke negara anggota lain. Pekara ini disebabkan karana tidak adanya penerapan
tarif untuk transaksi sesama anggota. Berbeda kiranya jika Britain bukan lagi
anggota EU. Setiap transaksi dengan negara anggota akan dikenakan tariff
(cukai), sama seperti transaksi dengan negara-negara yang bukan ahli EU. Pekara
ini dianggap dapat menaikkan ekonomi Britain dengan pantas.
Selain itu, pihak yang
pro EU berpendapat bahwa imigran (pendatang asing) yang datang dari timur
tengah akan dapat menjadi tenaga kerja yang menggerakan ekonomi Britain.
Sebagai pekerja mereka juga akan menjadi pembayar cukai kepada Britain.
7.
Adakah Britain sudah resmi keluar dari EU?
Hasil referendum memang
menunjukkan penduduk Britain ingin keluar dari EU. Tapi berbagai perbincangan antara
kedua pihak harus dijalankan untuk menentukan berbagai pekara mendatang. Salah
satunya adalah untuk memisahkan ekonomi Britain dengan EU yang sudah terikat
lama. Proses ini akan memakan masa selama 2 tahun atau pun lebih dari itu.
Selama masa perbincangan ini, Britain masih dianggap masih menjadi negara
anggota EU. Ini bermaksud Britain harus mematuhi segala peraturan dan
perjanjian keanggotaan EU, namun tidak berhak untuk memberikan suara dalam
pengambilan keputusan lagi.
Industri enginering yang merupakan penyumbang ekspor terbesar
Britain akan terhalang penjualannya ke negara anggota EU setelah keluar dari
keangotaan EU
Beberapa perkara
penting tentang Brexit
1. Apakah
Referendum United Kingdom?
Referendum UK adalah pungutan suara yang dicadangkan Perdana Menteri UK,
David Cameron selepas pilihan raya pada 2015 bagi mengutip undi rakyat United
Kingdom (UK) untuk menentukan sama ada UK kekal atau keluar dari Kesatuan
Eropah (EU).
Selain menentukan nasib UK dalam EU, ia juga bakal mencorak penglibatan
UK dalam beberapa isu utama termasuk imigresen, kerjasama ekonomi dan konsep
pergerakan bebas EU.
Pungutan suara serupa pernah dijalankan pada 1975 bagi menentukan
keahlian UK kedalam Komuniti Ekonomi Eropah (EEC), badan kerjasama awal dalam
kalangan negara Eropah yang kemudiannya dibentuk menjadi EU pada 1993. Dikala
itu 67 peratus rakyat Britain mengundi untuk Britain memasuki kedalam kesatuan
EEC pada 1975. Referendum kedua bagi UK untuk menentukan keahlian Britain dalam
EU telah diadakan 23 Jun 2016 lalu dan hasinya 51.9% menyokong untuk keluar
manakala hanya 48.1% untuk terus kekal bersama EU.
2. Siapa yang
boleh mengundi untuk Referendum UK ini.
Semua rakyat UK layak mengundi, ini bermakna Britain, Scotland, Ireland
dan Wales. Selain itu, rakyat UK yang menetap di luar Negara, malahan yang
berumur kurang 15 tahun turut diberi hak untuk mengundi. Hak mengundi turut
diberi kepada semua warga Komanwel yang menetap di UK. Ini antara lain termasuk
rakyat dari negara seperti Malaysia, Australia, Kanada dan India yang tinggal
di UK. Tetapi hanya mereka berumur 18 tahun ke atas diberi hak mengundi.
Rakyat negara Komanwel yang menetap di UK, termasuk rakyat Malaysia juga
boleh mengundi. - Foto AP
3. Apa sentimen
rakyat Britain terhadap referendum ini
Pada waktu itu rata-rata rakyat Britain didapati masih berbelah bahagi,
sama ada untuk mengundi kekal dalam EU atau sebaliknya.
Tinjauan pada waktu itu oleh akhbar-akhbar Britain, Financial Times
mendapati peratusan rakyat Britain yang ingin kekal berbanding mereka yang
ingin keluar EU masing-masing berada pada 44 peratus, sementara baki 12 peratus
berada di atas pagar. Bagaimanapun pakar berpendapat, insiden pembunuhan Jo
Cox, Wakil Parti Buruh dan penyokong kempen Britain kekal di EU pada 16 Jun
2016 didapati meningkatkan sentimen negatif terhadap kempen keluar EU. Ini
bagaimanapun masih belum dicerminkan di dalam apa-apa data rasmi - yang masih
menunjukkan taburan sama rata dalam kalangan rakyat Britain yang akhirnya memilih
untuk keluar dari Kesatuan Eropah (EU) itu
4. Siapa yang ada
dalam kempen 'Remain' dan 'Leave' Referendum UK.
Kempen 'Remain'
(kekal didalam EU)
Diketuai Perdana Menteri David Cameron (sekarang diketuai oleh Trase May),
antara isu yang dibawa kempen 'Remain' adalah ekonomi. Ia mengambarkan kesan
buruk sekiranya hubungan antara blok dagangan UK dan EU terputus dan perlu
dirunding semula. Malah, kempen 'Remain' menyifatkan pemisahan akan
menghapuskan kuasa UK terhadap dunia melalui EU yang selama ini memainkan
peranan besar dalam dagangan dunia.
Cameron vs Johnson masing-masing mengetuai kempen 'Remain' dan 'Leave'. -
Foto AP
Selain itu, dilemanya adalah bagaimana sistem pekerjaan rentas sempadan
akan dirombak susulan pembatalan keahlian UK dalam EU (ini merujuk kepada
sempadan Irland Utara). Ini bakal menyaksikan pekerja EU di UK terpaksa memohon
visa bagi kemasukan ke UK sekali gus menyukarkan majikan. Malah, tarif dagangan
antara UK dan EU akan berubah kepada asal dan menyaksikan barangan lebih mahal
diimport ke UK.
EU membeli 50 peratus eksport UK dengan lebih 300,000 syarikat Britain
beroperasi di EU. Jika ia keluar dari EU, ini bermakna UK perlu berunding
semula terma dagangan bebas dengan negara lain kerana sebelum ini rundingan
dilakukan atas kapasiti EU. Dari segi pekerjaan juga, sejumlah 3.5 juta
pekerjaan di Britain berkait dengan keahlian Britain dalam pasaran tunggal EU.
Kempen 'Leave'
(keluar)
Diketuai bekas Datuk Bandar London Boris Johnson, sentimen utama yang
dimainkan adalah krisis pelarian dan imigresen.
Kempen pemisahan menyifatkan EU satu kesatuan gagal dengan mengambil
contoh Greece yang masih terperangkap dalam kancah hutang.
Selain itu pergerakan bebas penduduk EU ke UK dan menikmati manfaat sama
seperti rakyat UK turut dipertikai. Mereka mendakwa Britain yang terkenal
dengan slogan 'Great Britain' kini hanya tinggal 'Britain' saja
Justeru mereka mahu kuasa menentukan hala tuju negara terutama dalam isu
imigresen dan ekonomi ditentukan sendiri oleh Britain tanpa campur tangan EU. Kempen
ini mendakwa Britain terpaksa membayar yuran keahlian 17.4 bilion Pound
setahun, di mana mereka berpendapat lebih baik dilaburkan untuk kebajikan
penduduk UK.
Isu imigresen yang ditimbulkan termasuk bagaimana kawalan imigresen EU
ditentukan oleh EU menyaksikan penduduk rantau itu lebih mudah datang ke UK
berbanding penduduk negara Komanwel lainnya.
5. Apakah kesannya
kepada Malaysia.
Kesannya adalah minimum terhadap dagangan Malaysia memandangkan UK bukan
10 negara teratas perdagangan luar Malaysia. Namun beberapa kesan yang
disifatkan baik akan dinikmati sekiranya UK keluar EU. Antaranya, Ketua Ekonomi
IQI Shan Saeed meramalkan nilai Pound akan jatuh sebaris nilai Dolar. Ini bermakna,
kos ke UK lebih murah berbanding dahulu. Tetapi hingga sekarang nilai Pound
berbanding Ringgit masih saja ditahap yang sama. Jadi ramalan ini tidak tepat
dan melesit sama sekali. Kepada peniaga yg telah menjual Paund mengeluh kerana
nilai yg mereka harapkan tidak menjadi kenyataan, semtimen sebeginilah yang
membuat perniagaan matawang menjadi “Haram” dalam Islam kerana mengajar untung
atas kesusahan Negara lain yang dianggap sebagai RIBA dalam syariah islam. Ini
pun masih saja orang-orang islam tidak percaya dengan ajaran Rasulullah saw,
masih saja tidak peduli dan terus saja melibatkan diri didalam perniagaan
berunsur riba ini.
Pakar meramalkan nilai Pound mungkin jatuh setara kepada USD jika Brexit
berlaku. - Foto AP
Ketua Ekonomi Alliance Bank Monakaran Mottain berkata sekiranya Brexit
berlaku, ringgit dan mata wang utama lain akan kembali mengukuh tetapi jika
sebaliknya, ringgit mungkin menyusut dan boleh mencecah RM6 berbanding pound. Bukan
itu sahaja, perbezaan nilai Pound ini amat kritikal kerana jumlah pelajar
Malaysia yang besar di UK.
Kumpulan Wang Simpanan Pekerja (KWSP) pada Isnin menyatakan tidak bimbang
mengenai ketidaktentuan berkaitan pungutan suara Britain keluar EU. Ini kerana
pendedahan rendah dana itu kepada Pound Sterling meskipun merupakan antara
pemegang kepentingan dalam projek Battersea di London. Menurut Ketua Pegawai
Eksekutifnya Datuk Shahril Ridza Ridzuan, hanya 1 peratus dari 26 peratus asset
global KWSP terdedah kepada Pound. Sehingga sekarang semua keraguan ini tidak
berlaku sedangkan Pound tetap ditahap yang sama.
HISHAMUDDIN RAIS
Diterbitkan 13 Jul 2016, 4:34 petang
| Dikemaskini 13 Jul 2016, 4:34
petang
Pada 24 Jun yang lalu warga United Kingdom (UK) telah menjalankan
pungutan suara: terus bersama Kesatuan Eropah (EU) atau keluar daripadanya.
Pungutan suara ini dikenali sebagai Brexit. Kita semua telah membaca, mendengar
dan menonton di kaca TV dan tahu apa jawapan warga UK. Tulisan ini bertujuan
memberi pencerahan untuk memahami latar belakang EU, untuk memberi satu lagi
jalur pandangan tentang apa yang telah berlaku. Paling penting untuk meneliti
perkara-perkara yang tersorok dan yang sengaja disorokkan dalam EU dan Brexit ini.
Media Eropah berbondong-bondong melobi , yang kanan dan yang liberal, mengambil garis berpihak supaya UK wajib terus
berada dalam EU. Media-media ini telah berdendang tentang ‘bahaya’ jika UK
meninggalkan EU. Sahinggakan di UK, akhbar liberal rasional seperti The
Guardian dan juga BBC mengambil garis yang sama.
Kerana hampir semua media Eropah cuba menghalang UK dari keluar dari EU,
maka kita wajib bertanya apa sebenarnya Brexit ini? Apa itu EU? Dan kenapa UK
keluar dari EU akan membahayakan Eropah?
Daripada segi sejarah, EU muncul sesudah Perang Dunia Kedua. Berjuta-juta
warga Eropah telah gugur selepas berbantai sesama sendiri dalam dua perang
dunia.
Maka, pada tahun 1948 diadakan Kongres Hague di Belanda melibatkan enam negara.
Negara-negara seperti Belgium, Belanda, Luxembourg, Jerman Barat, Perancis dan
Itali telah membuat perjanjian perniagaan. Di sini jelas sekali ekonomi adalah
punca segala punca dan sebab keujudan EU
Telah diwar-warkan bagaimana Eropah akan menjadi aman damai permai jika pertelagahan
tidak wujud. Perang akan lenyap. Eropah yang menjadi panggung dua perang dunia
akan menjadi wilayah contoh. Diimpikan warga Eropah akan bekerjasama untuk
kesejahteraan umat manusia. Apakah ini tepat dan benar?
Daripada satu segi, hingga ke satu tahap, memang benar apa yang
dipropagandakan. Ekonomi Eropah maju jaya. Taraf hidup rakyat baik. Tetapi, di
sebalik propaganda ini ada lagi satu projek rahsia terbuka.
Ketika EU mula meluas, Perang Dingin sudah bermula. Rusia yang memimpin
USSR dan blok Sosialis Eropah Timur dilihat sebagai musuh. Sesudah tamat Perang
Dunia Kedua, kuasa imperial Britain jatuh ke tangan Amerika. Amerika yang
memonopoli bom atom menjadi kuasa empayar baru. Maka, muncullah konsep kuasa
imperial Anglo-Amerika.
Sesudah Perang Dunia Kedua, negara-negara kapitalis di Asia, Afrika dan
Amerika Latin dijajah semula oleh kuasa baru - kuasa imperial Anglo-Amerika.
Imperialis Great Britain telah digantikan dengan imperialis Amerika. Sistem
ekonomi kapitalis tetap kapitalis kecuali di Eropah Timur, di China, Cuba,
Korea Utara dan di Vietnam.
Kempen 'jahat'
Di belakang projek EU ini ialah kuasa imperialis Anglo-Amerika. Amerika
menyokong kuat kewujudan EU. Ketika Perang Dingin berjalan negara-negara EU ini
menjadi tempat Amerika mendirikan pangkalan tentera – darat, laut dan udara.
Amerika memasang bom nuklear dan peluru berpandu di negara-negara EU.
Bom nuklear dan soldadu Amerika dapat bergerak di Eropah kerana negara EU
ini bekerjasama dalam Pertubuhan Perjanjian Atlantik Utara (Nato). Ini adalah
perjanjian ketenteraan Eropah Barat dengan Amerika. Hakikatnya negara EU telah
menjadi tanah jajahan Amerika.
Nato melihat Rusia dan blok Sosialis sebagai musuh mereka. Justeru
senjata nuklear dan peluru berpandu semuanya diarahkan ke Moscow. Suasana ini
meruncingkan keadaan Perang Dingin. Ini ditambah pula dengan Perang Vietnam
yang menyaksikan kuasa bala tentera Amerika dibantai oleh gerila yang dibantu
oleh Rusia dan blok Sosialis. Amerika kalah dan merasa sangat malu akan
kekalahan ini.
Pada awalnya Perancis bawah Presiden Charles de Gaulle (1958-1969) tidak
bersetuju dengan rancangan Amerika yang mahu menjadikan Eropah tanah jajahan. Justeru
Perancis menarik diri daripada Nato. Tetapi hari ini tidak ada negara Eropah
yang berani berdiri merdeka seperti Perancis bawah pimpinan de Gaulle.
Sesudah Tembok Berlin runtuh pada tahun 1989, Jerman Barat dan Jerman Timur
bersatu. Blok Rusia runtuh. Suasana ini menjemput banyak negara Eropah Timur
untuk menjadi warga EU. Daripada sini muncullah EU yang terdiri dari 28 buah
negara. Hari ini ia telah menjadi 27 tolak satu (tanpa UK).
Justeru apabila warga UK bersuara untuk keluar daripada EU, ini bermakna
mereka secara tidak sedar atau secara sedar telah mensabotaj rancangan induk
kuasa imperial Anglo-Amerika. Apabila UK
keluar EU, bermakna segara perancangan licik kuasa imperial Amerika yang mahu
mendominasi Eropah digagalkan. Perkara ini bukan susah untuk difahami. Kita
lihat siapa yang datang untuk menyokong dan berkempen untuk meyakinkan warga UK
agar tidak meninggalkan Eropah.
Yang datang menyokong kempen untuk terus dalam EU ialah: Barack Obama,
George Soros, setiausaha Nato, pengerusi IMF dan Bank Dunia, akhbar Financial
Times, majalah Economist. Berdasarkan nama-nama ini, kita sudah dapat mencium
bahawa mereka semua ini adalah ‘orang jahat’ yang cuba sedaya upaya untuk
rakyat UK memilih kekal bersama EU
Kalau orang jahat sokong kerja kita bermakna kerja yang kita buat tidak
baik. Maka apabila kaum pemodal kapitalis berbondong berkempen agar UK jangan
keluar EU, maka kita wajib sedar keluar EU adalah langkah bijak untuk
menggagalkan projek kapitalis.
Betul dan tepat - apabila 52 peratus warga UK memilih untuk keluar EU -
nilai pound sterling jatuh.
Pasaran saham
tunggang-langgang
Pasaran saham Eropah tunggang-langgang. Pasaran saham Amerika dan Jepun
tunggang terbalik. Apa maknanya ini? Ini bermakna rancangan kaum pemodal, ini
bermakna rancangan kuasa imperialis Amerika untuk mendominasi Eropah dan dunia,
telah digagalkan. Ini bermakna projek kaum kapitalis telah berjaya dibantutkan.
Apabila kaum kapitalis dalam kesusahan, ini bermakna rakyat dunia mendapat
rahmat.
Apa yang jelas projek dunia baru bawah telunjuk Amerika telah gagal di
Eropah. Harus difahami dan wajib diingat, kuasa imperial ini dikenali sebagai
kuasa Anglo-Amerika. Ada kerjasama yang intim antara pemodal British dan kaum
pemodal Amerika. Mereka menetas dari reban yang sama. Yang di Amerika itu
berasal usul dari United Kingdom juga. Mereka muntah kedarah melalui Bank of
England. Sebelum wujud Wall Street kaum kapitalis ini menjarah harta kekayaan
dunia melalui City of London.
Apa yang berlaku apabila hanya 48 peratus warga UK yang bersetuju mahu
terus menetap dalam EU?
Media propemodal yang sebelum hari pungutan suara telah menakut-nakutkan
warga UK tentang malapetaka jika UK meninggalkan EU. Apabila keputusan sampai,
media membuat propaganda untuk membuktikan bahawa warga yang menolak EU ini
adalah rasis pula. Tidak mahu menerima ‘orang lain’ masuk ke dalam UK.
Kenyataan pemimpin parti kanan Eropah diberi layanan muka hadapan
seolah-olah projek tinggalkan EU ini adalah projek parti kanan. Justeru kita
hanya membaca ucapan tahniah kepada warga UK yang berjaya meninggalkan EU
daripada Marine Le Pen - parti Front Nasional Perancis, daripada Geert Wilders,
Freedom Party Belanda dan juga Heinz-Christian Strache, pemimpin Freedom Partry
Austria. Semua ini pemimpin parti berhaluan kanan.
Suara intelektual kiri seperti Tarik Ali, Pual Craig Roberts atau
Socilist Workers Party yang menyokong kempen keluar EU langsung tidak dipungut
oleh media arus perdana. Memang betul ada agenda menolak kemasukan pendatang
baru dalam kempen Brexit. Memang betul terlalu ramai warga asing meluru masuk
ke UK. Ini hasil dari perjanjian EU. Warga EU boleh keluar masuk ke mana sahaja
dalam 27 negeri ini. Mereka boleh mencari pekerjaan dan boleh bermastautin.
Hakikatnya EU telah menjadi satu negara tanpa sempadan.
Cuba tanya diri sendiri, apabila Zahid Hamidi awal tahun ini merancang
untuk membawa masuk 1.5 juta Bangladesh ke Malaysia, kita menentang langkah
ini. Apakah kita rasis?
Ahli parlimen
'patung mainan'
Apabila watak kampung dan pekan kita, tempat tinggal kita, kondo kita
mula dipenuhi oleh warga Nigeria dan kita merasa tidak selesa, adakah kita
rasis?
Justeru, mempertahankan tanah air sendiri daripada berubah bentuk dan demografi
pasti bukan sikap rasis. Berita yang amat-amat memberangsangkan apabila UK
meningglkan EU ialah sentimen anti-EU dan anti-Brussels makin melonjak. Kempen
keluar EU di UK telah membawa pencerahan. Ramai warga Eropah baru sedar bahawa
undang-undang dan hukum-hakam di EU bukan dibuat oleh parlimen Eropah tetapi
birokrat yang digaji dan tidak dipilih oleh suara ramai.
Anggota parlimen EU hanya patung mainan. Hukum-hakam muncul dihasilkan
oleh para pelobi kaum pemodal. Pencerahan sedemikian telah menaikkan semangat
warga Belanda, Itali dan Portugal untuk mengadakan pungutan suara seperti yang
dijalankan di UK. Jika ini berlaku, maka rancangan besar imperialis Amerika
untuk menjadikan Eropah sebagai koloni dan Rusia sebagai musuh telah gagal.
Kenapa pula Brexit ini penting untuk kita fahami
Jangan lupa kalau
kita di Malaysia ada TPPA yang hangat diperdebat didalam Parlimen. Dalam
perjanjian TPPA ini Najib Razak telah menjual Malaysia kepada kaum pemodal
Amerika. Nasib baik PH dapat mandate rakyat utk mentadbir kerajaan Malaysia dan
mengalahkan rejim Najib Razak, maka TPPA dibatalkan.
Rakyat Eropah juga
hampir terjual sama melalui Transatlantic Trade and Investment Partnership
(TTIP). Brexit telah menyelamatkan warga Eropah. Apabila UK keluar EU, maka
projek TTIP ini boleh dianggap telah musnah. Kejayaan warga UK meninggalkan EU
adalah kekalahan kuasa imperialis Anglo-Amerika. Kekalahan kuasa imperialis
Anglo-Amerika adalah kemenangan rakyat dunia.
Gagalnya TTIP di
Eropah ini akan membawa pengaruh untuk rakyat Asia dan kita di Malaysia khasnya
untuk menggagalkan projek TPPA milik imperialis Amerika. Tetapi kita lebih awal
telah keluar dari perjanjian TPPA itu sebab rejim Najib Razak dan diselamatkan
oleh Pakatan Harapan pimpinan Tun Mahathir Mohammad.
Pekara
yang perlu kamu tahu berkenaan Brexit
Pemain2 bola juga memerima kesan dari Brexit. Emas sebagai penilai khusus bagi nilai Pound.
Akhir-akhir ini kamu
mungkin sering mendengar atau membaca soal "brexit". Ya, ini beberapa
hal yang perlu kamu tahu tentang Brexit dan bakal mempengaruhi tata politik dan
perekonomian dunia. Bicara soal Brexit, Uni Eropa tidak bisa dikesampingkan. EU
adalah merupakan satu-satunya organisasi supernasional dunia.
Keadaan ini dianggap
luar biasa karena mampu membuat pemimpinh negara-negara Eropah menyerahkan
sebagian kedaulatan mereka ke Brussels di Belgium tempat dimana pusat
pentadbiran Kesatuan Eropah diletakkan. Namun, belakangan ini EU menghadapi
berbagai-bagai tantangan, salah satu yang terbesar adalah Brexit atau British
Exit (Britain keluar EU)
Istilah ini
digunakan untuk merujuk kepada keinginan Britain untuk keluar dari EU yang
dianggap tidak menguntungkan. Selama dua tahun lebih terjadi perdebatan
mengenai adakah keinginan keluar EU itu satu langkah yang bijaksana dan tepat
atau sebaliknya.
1.
Majoriti rakyat Britain memilih keluar dari EU melalui
Referendum 2016
Pada 23 Juni 2016
telah berlakunya pilihanraya atau referendum di mana sebagian besar masyarakat
di Britain memilih untuk meninggalkan Kesatuan Eropah. Jika dilihat semula,
angkanya sangat signifikan. Sebanyak 51.9% memilih "leave" (yang
berarti berpisah dari EU), sedangkan 48.1% memilih "remain" (yang
berarti tetap bersatu dengan EU).
Keinginan Britain untuk
keluar dari EU dimungkinkan terjadi oleh adanya Pasal 50 dalam Perjanjian
Lisbon. Didalam perjanjian itu tertulis bahwa setiap negara anggota boleh
keluar secara bersendirian (unilateral) dan berbincang (negociat) prosedur
serta syarat-syarat dalam jangkamasa dua tahun.
Mr Been pun dah naik hot pasal Brexit. Pemain bola yg kena buang akibat brexit
2.
Perdana Menteri Britain Theresa May, menetapkan
England boleh keluar dari EU pada 29 March 2019
Hampir setahun
setelah referendum, iaitu pada 29 March 2017, Theresa May memutuskan untuk
memulakan perbincangan proses Brexit. Artinya, pada 29 March 2019 nanti Inggris
mungkin secara resmi berpisah dengan EU.
Hanya apa yang
dilihat selama proses dua tahun belakangan ini, menampakan satu proses yang
tidak mudah dijalani. Disebabkan untuk Brexit berhasil, maka majoriti Negara EU
harus menyetujuinya. Apa tah lagi setiap negara bisa mengeluarkan veto mereka.
3.
Britain mahupun EU ada kepentingan masing-masing yang
diperjuangkan dalam proses perundingan (negosiasi) itu.
Untuk EU bersetuju
dengan Brexit, maka Pemimpin Britain harus sepakat dengan syarat-syarat
tertentu dalam negosiasi, dan begitu juga sebaliknya. Dengan kata lain, masing-masing
tidak mahu kerugian jika Brexit benar-benar terjadi.
Dipetik dari
Bloomberg, EU contohnya ingin agar Britain bertuju dengan syarat kebebasan bergerak
bagi masyarakat EU ke Britain. Namun, Theresa May menolaknya. Ini berkaitan
dengan apa yang akan terjadi dengan rakyat Eropah di Britain, serta rakyat
Britain di Eropah.
Pejabat EU di
Brussels menilai May cuba memilih mana persetujuan terbaik saja, dan itu tidak
boleh diterima. Mereka menegaskan Britain tak boleh melanggar peraturan sesuka
hati jika ingin mendapatkan persetujuan dari EU.
Sementara itu, May
dan Parti Pembangkang di Britain yakin Brexit boleh terjadi meski pun ada
penolakan keras di kalangan masyarakat dan ada pihak lain yang lebih fokus
kepada bentuk realisasi antara Britain dan EU setelah Brexit berlaku nanti,
sebab May diyakini sudah pasti membuat perpisahan itu berlaku.
Berikut satu lagi
blog tulisan Khairul Azri berkenaan Brexit
Apa Yang Anda Perlu Tahu Tentang BREXIT
Khairul Azri •
Bisnes • June 24, 2016, 2:37 PM
1. Apa yang sedang
berlaku?
Sebuah referendum akan dijalankan hari ini
(Khamis,23 Jun) untuk menentukan samada Britain akan kekal atau tidak di dalam
Kesatuan Eropah ( EU).
Nota kaki: Apa itu
referendum? referendum adalah sebuah undian bercorak YA atau TIDAK. Pihak yang
dapat lebih 50% undian adalah pemenang.
2. Kenapa tiba-tiba
ada referendum ini?
Ianya bukan berlaku
secara tiba-tiba, selepas memenangi PRU 2015, Perdana menteri David Cameron
telah berjanji akan mengadakan referendum ini akibat desakan dari MP parti
beliau sendiri, mereka berpendapat bahawa sejak berada di dalam EU, Britain
tidak lagi berkuasa untuk membuat pilihan sendiri, EU juga sudah banyak berubah
dan kini orang Britain sudah dikawal sepenuhnya.
3. Apa itu Brexit?
Hasil dari gabungan
UK keluar dari EU.
BRitish EXIT = BREXIT
4. Siapa yang boleh
mengundi?
Warga Britain,
Ireland, rakyat Komenwel yang tinggal di UK dan juga warga UK yang tinggal di
luar UK yang telah berdaftar dengan suruhanjaya pilihanraya UK sejak 15 tahun
kebelakang.
5. Pihak yang mahu
UK untuk KELUAR dari EU?
a.
Warga Britain
50/50 berdasarkan dari tinjaun pendapat awam yang terbaru.
b.
Parti Bebas UK
c.
Separuh MP dari
Parti Konservertif(Parti David Cameron) termasuk 5 menteri kabinet
d.
Beberapa wakil
Parti Buruh dan DUP.
6. Argumen- Argumen
Pihak KELUAR dari EU:
a.
Britain dipegang
‘telur’nya oleh EU.
b.
Banyak perniagaan
dikenakan peraturan dan keahlian yang mengenakan bayaran berbilion pound kepada
rakyat Britain (“red tape”).
c.
Mahukan Britain
berkuasa kembali terhadap sempadannya.
d.
Mengurangkan
kemasukkan orang luar masuk dan berkerja di UK, kerana prinsip EU ialah “free
movement” di mana jika anda dari negara EU, anda tak perlukan visa untuk
menetap di negara EU yang lain.
e.
Menentang idea
“United States of Europe”.
7. Pihak yang mahu
UK KEKAL dalam EU?
a.
Warga Britain
50/50 berdasarkan dari tinjaun pendapat awam yang terbaru.
b.
Perdana menteri
David Cameron
c.
Parti Konservitif
(baki)
d.
Parti Buruh, SNP,
Plaid Cymru dan Lib Dems
e.
Barrack Obama
dulu dan sekarang US pimpinan Donal Trum
f.
Negara-negara EU
sendiri seperti Perancis dan Germany
8. Argumen- argumen
Pihak untuk KEKAL dalam EU:
a.
Britain telah
memperolehi pelbagai kebaikan dari keahlian EU.
b.
Aktiviti jual
beli yang mudah merentasi negara EU
c.
Kemasukkan
imigran muda dari EU membantu Britian dari segi ekonomi dan kestabilan negara
dan merupakan peyumbang besar hasil cukai yang digunakan untuk perkhidmatan
awam.
d.
Status Britain
sebagai sebuah negara besar akan hilang jika meninggalkan EU.
e.
Bersatu di bawah
28 negara lebih kuat dari bersendirian.
9. Kesan keluar atau
kekal Brexit.
a.
Bisnes besar
mudah untuk melakukan perniagaan di dalam EU, mudah untuk mereka mengerakkan
sumber kewangan, orang dan juga produk mereka ke serata dunia, jika kekal.
b.
Bisnes
tradisional/kecil serderhana lebih senang untuk berniaga/bergerak dengan satu
kepala daripada 28 negara
jika keluar.
c.
Bisnes kecil
sederhana akan lebih menguntungkan daripada langkah “cut the red tape”, jika
keluar.
d.
Bisnes hartanah
akan merosot jika keluar. Bagi pelabur hartanah ini merisaukan mereka. Tetapi
bagi pembeli rumah sebenar ini berita baik bagi mereka.
e.
Saham dan
matawang pound akan “rally” jika Britain kekal, manakala sebaliknya akan
berlaku jika keluar.
f.
Universiti-universiti
top di UK akan kekal mendapat dana penyelidikan, pelajar dan juga tenaga
pengajar dari Eropah jika kekal dan sebaliknya akan berlaku jika keluar.
g.
Kerajaan Britain
dapat mejimatkan dana bantuan kepada pelajar asing jika keluar.
h.
Program tajaan
Erasmus Mundus tidak lagi dapat diakses oleh warga UK jika keluar (15 ribu
pelajar UK mendapat bantuan dari negara EU sejak ’13-“14).
10. Jadi mana yang
bagus? Keluar atau Kekal?
Bergantung daripada
sisi mana anda analisis isu ini. Keluar dari EU adalah satu langkah gergasi
yang dianggap lebih besar dari pilihanraya. Soalan yang perlu/sepatutnya
ditanya:
Adakah langkah ini
akan memerdekakan Britain atau menghantarnya ke sebuah neraka kegagalan
ekonomi?
11. Apa kena mengena
dengan kita?
Walaupun Brexit
kelihatan hanya akan memberi impak besar kepada ekonomi UK, ianya juga boleh
menjadi titik mula untuk sebuah gelombang kegawatan ekonomi di seluruh dunia
terutamanya US (UK adalah trading partner ke-7 terbesar US), untuk pengetahuan
anda Yellen telah menangguhkan kenaikan “interest rate” untuk mengelakkan kesan
lebih besar (systemic risk) jika ianya benar benar berlaku.
Jika benar ianya
akan memberi impak ekonomi kepada US..tidak perlu masa yang lama untuk ia
singgah ke sempadan KLSE.. Eh KL..:) Gelombang yang pasti akan menghentam
pasaran saham KL dan pastinya akam membuat Negara Malaysia merundum ekonominya
dan pastinya beberapa skt gergasi akan gulung tikar dan balik ketempat asal
mereka.
Nota kaki: Siapa
Yellen? Yellen adalah chairperson untuk Fedrel Reseave US (FED).. Ala-ala Zeti
untuk BNM tapi versi US.
p/s: Yang ada duit,
simpan ketat-ketat.. Beli digi money (bitcoin) bila market crash.
p/s: Buy gold or yen
or Rubembi
Sekian.
Dari beberapa
penjelasan diatas diharapkan kamu semua faham sekarang berkenaan Brexit.
Sekurang-kurangnya apabila orang bercakap berkenaan Brexit, kamu taklah
melopong kerana tidak faham, atau jika kamu melihat TV berbincang berkenaan
Brexit taklah sampai kamu tak faham langsung berkenaannya. Perkembangan dunia
perlu juga kita ketahui sedikit sebanyak walaupun mungkin ia tiada kaitan
langsung dengan diri kita atau kehidupan kita. Sekadar menambah Ilmu didada
supaya tidak dikatakan kamu macam katak dibawah tempurong. Pencerahan ini
mungkin juga berguna kepada pelajar-pelajar ataupun siswa di Universiti
terutama yang mengambil mata pelajaran yang berkaitan dengan Sains Politik atau
Ekonomi mungkin juga dalam mata pelajaran Sisciology. Malaysia yang telah
terselamat dari perjanjian TPPA tajaan Najib Razak iaitu pakar Kiliptokrasi
dunia seharusnya mengambil aktibar dari Brexit ini kerana ia sangat mirip
dengan semua bentuk penipuan ahli kepatalis Amerika diserata dunia. Nasib baik
Pakatan Harapan dapat mentadbir Malaysia, kalau tidak sudah pasti Malaysia
telah tergadai kepada Amerika, tak pun tergadai ke Negara China. Inilah
pentingnya mengapa kita wajib mengatahui sedikit sebanyak berkenaan masaalah
didunia ini. Dari peristiwa itu kita dapat belajar bagaimana seharusnya kita
mentadbir Negara kita untuk kekal merdeka dan bebas tampa kongkongan orang
luar. Kalau tak sampai bila pun kita tidak akan faham erti MERDEKA
sebenar-benarnya. Waasalam.
Atok zamany